Pages

Banner 468 x 60px

 

Rabu, 29 April 2020

Tentang Puasa: Syarat Wajib, Sah, Rukun dan Yang Membatalkan Puasa

0 Comments

Tentang Puasa: Syarat Wajib, Sah, Rukun dan Yang Membatalkan Puasa


Segala Puji bagi Allah Swt. yang telah menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan yang mulai dan agung. Agungnya bulan Ramadhan karena setiap perbuatan kecil yang dikerjakan bernilai besar di mata Allah Swt. Perbuatan hamba menjadi berlipat-lipat ganda karena kemuliaannya. Terlebih, di bulan Ramadhan umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan Ibadah wajib tahunan selama satu bulan penuh.

Seperti ibadah lainnya, Puasa seorang hamba dianggap sempurna apabila telah memenuhi syarat-syarat dan meninggalkan apa yang dilarangnya. Syarat puasa adalah syarat yang harus dipenuhi sebelum mengerjakan puasa. Ia merupakan hal-hal yang menjadi penentu keabsahan puasa, namun bukan dari bagian puasa itu sendiri. Dalam hal puasa, banyak kitab mengkatagorikan pembagiannya menjadi dua: yang pertama syarat wajib dan yang ke dua syarat sahnya puasa.

Di bawah ini adalah syarat wajib dan sahnya puasa yang diambil dari kitab Nailu ar-raja bi as-syarhi safinati an-naja’ karangan as-Sayyid Ahmad bin Umar As-Syatiri.

Syarat Wajib Puasa

Syarat wajib puasa adalah syarat yang menyebabkan seseorang dihukumi wajib untuk melaksanakan puasa. Adapun syarat wajib puasa terdiri dari:
1. Berstatus muslim, tidak diwajibkan bagi orang kafir
2. Seseorang yang sudah berkewajiban menjalankan ibadah puasa, seperti baligh dan berakal
3. Mampu Menjalankan Ibadah Puasa
4.  Sehat
5. Menetap, bukan yang dalam keadaan berpergian (musafir)

Apabila seseorang telah memenuhi syarat yang di atas, maka ia telah diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa.


Syarat Sah Puasa

Syarat sah puasa adalah syarat yang menyebabkan ibadah puasa menjadi sah secara hukum syara’. Adapun syarat  sah puasa terdiri dari:
1. Beragama Islam, ,maka tidak sah puasa non muslim.
2. Berakal, bukan dalam keadaan gila.
3. Suci dari haid dan nifas.
4. Mengetahui bahwa di hari itu dia diperbolehkan untuk berpuasa atau bukan berpuasa di hari yang dilarang.


Rukun Puasa

Rukun Puasa ada tiga:
1. Niat pada malam hari setiap melaksanakan ibadah puasa fardu.
2. Meninggalkan hal-hal yang membatalkan puasa
3. Orang yang berpuasa


Yang Membatalkan Puasa:

Puasa menjadi batal dengan sebab salah satu di bawah ini:
1. Murtad (keluar dari agama Islam) walau sebentar
2. Haid
3. Nifas
4. Gila
5. Pingsan atau mabuk (HIlang Akal)
6. Masuknya barang atau benda ke rongga tubuh dengan sengaja
7. Muntah dengan sengaja
8. Keluar sperma dengan sengaja
9. Besetubuh

Read more...

Selasa, 28 April 2020

Tentang Puasa: Definisi dan Sejarah Disyariatkannya Puasa Ramadhan

0 Comments

Tentang Puasa: Definisi dan Sejarah Disyariatkannya Puasa Ramadhan


Definisi Puasa

Puasa secara etimologi berarti menahan. Setiap bentuk menahan diri dan diam disebut Puasa. Allah Swt. Berfirman:

إِنِّى نَذَرْتُ لِلرَّحْمَٰنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ ٱلْيَوْمَ إِنسِيًّا

"Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini". (Q.S. Maryam: 26)

Secara terminologi pandangan Syariat (istilah), puasa adalah menahan diri dari hal-hal tertentu (yang membatalkan puasa), di masa tertentu (misal: Ramadhan) dan orang tertentu.

Sejarat Disyariatkannya Puasa Ramadhan

Bulan Ramadhan adalah bulan yang diwajibkan  atas seluruh umat muslim untuk menjalankan ibadah puasa. Pada dasarnya pensyariatan wajib berpuasa hanya pada bulan Ramadhan saja, tidak pada selainnya. ini yang menjadi kesepakatan para ulama. 


Sebelum Allah Swt. wahyukan Nabi Muhammad Saw. berupa ayat tentang perintah wajib puasa Ramadhan, Nabi bersama sahabat terlebih dahulu berpuasa Tiga hari setiap bulan atau yang sering kita sebut dengan puasa ayyamul bidh dan dengan ditambah satu hari puasa di bulan Asyura’. Kendati sudah turun ayat al-Baqoroh;183 tentang puasa pun, hukumnya masih sebatas wajib bagi siapa yang menghendakinya saja dan bagi yang tidak, boleh dengan membayar fidyah (memberi makan orang miskin), semuanya atas dasar pilihan. Namun setelah boleh memilih, kemudian turun ayat berikutnya yang menegaskan bahwa semua kaum Muslim wajib berpuasa di bulan Ramadan kecuali bagi yang tidak mampu atau ada udzur syar’i dan itu pun harus diganti pada hari yang lain. Ayat tersebut adalah ayat 185 dari surat al-Baqarah:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. (Q.S. Al-Baqarah: 185)

Puasa Ramadhan diwajibkan kepada Nabi Muhammad dan umatnya pada bulan Sya’ban tahun ke-2 hijriah dengan cara dan praktik yang dilakukan umat Islam hingga kini.


Referensi : Fikih Shiyam, Cet. Maktabah Daar al-Basyair al-Islamiyah, Syekh Muhammad Hasan Hitu


Read more...

Senin, 27 April 2020

Zikir dan Doa Setelah Shalat Witir

0 Comments

Zikir dan Doa Setelah Shalat Witir



Shalat Witir adalah ibadah shalat yang didirikan antara shalat isya hingga menjelang fajar sebagai penutup shalat malam. Sesuai maknanya, dinamakan witir karna jumlah rakaat yang dikerjakannya berupa bilangan rakaat ganjil; satu rakaat, tiga rakaat atau bahkan lebih. Maka witir tidak boleh dikerjakan dengan bilangan genap. Meskipun witir boleh didirikan dengan jumlah minimal hanya satu rakaat saja, akan tetapi yang utama dilakukan 3 rakaat Shalat witir, kemudian tujuh rakaat, lalu Sembilan rakaatn dan yang paling sempurna dengan jumlah maksimal adlah sebelas rakaat. hukumnya sunnah muaakad. Rasulullah Saw. bersabda:

 يَا أَهْلَ الْقُرْءَانِ أًوْتِرُوْا فَإِنَّ اللهَ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ" (رواه أبو داود وصححه الترمذي)"

“Wahai para ahli al-Qur’an, Dirikanlah sholat witir karena Allah itu ganjil dan menyukai orang-orang yang mendirikan sholat ganjil (witir).

Zikir Setelah Shalat Witir

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسُ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْمَعْبُوْدِ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْمَوْجُوْدِ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْحَيِّ الْقَيُوْم الَّذِيْ لأَ يَنَامُ وَ لاَ يَمُوْتُ أَبَدًا. سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّنَا وَرَبُّ الْمَلآئِكَةِ وَالرُّوْحِ (٣ مَرَّاتٍ) سُبْحَانَ اللهْ وَالْحَمْدُ لِلهْ وَلآ اِلَهَ اِلَّا اللهْ وَاللهُ اَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ (٣ مَرَّاتٍ) أَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ (لأَ إِلَهَ إِلأَّ اللهُ  ٣ مَرَّاتٍ ) لأَ إِلَهَ إِلأَّ اللهُ ٧٠ مَرَّاتٍ
مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ كَلِمَةُ حَقٍّ عَلَيْهَا نَحْيَ وَ عَلَيْهَا نَمُوْتُ وَ عَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ الآمِنِيْنَ بِرَحْمَةِ اللهِ وَ إِكْرَامَهِ. إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا


Doa Setelah Shalat Witir 

اللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْـأَلُكَ اِيْمَانًا دَائِمًا، وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا، وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا، وَنَسْأَلُكَ عَمَلاً صَالِحًا مُتَقَبَّلًا وَنَسْأَلُكَ دِيْنًا قَيِّمًا،وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ دَوَامَ الْعَافِيَةِ،  وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الْغِنَاءَ عَنِ النَّاسِ اَللّٰهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وقعودنا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا وَتَسْبِيْحَنَا وَتَهْلِيْلَنَا وَقِرَائَتَنَا وَتَخُشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللهُ يَااَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ رَبَّنَا آتِنَا فِيْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَي الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
 

ۚ

Read more...

Minggu, 26 April 2020

Tata Cara Pelaksanaan Shalat Tarawih, Bacaan Bilal Serta Jawabannya dan Doa Setelah Shalat Tarawih (Kamilin)

0 Comments

Tata Cara Pelaksanaan Shalat Tarawih, Bacaan Bilal Serta Jawabannya dan Doa Setelah Shalat Tarawih (Kamilin)


Shalat Tarawih adalah shalat yang dikerjakan pada bulan suci Ramadhan setelah shalat isya sebelum shalat witir. Kedatangannya ditunggu-tunggu oleh umat Islam. Ia merupakan salah satu ibadah sunnah unggulan bulan Ramadhan yang ramai dikerjakan oleh banyak muslimin. Selain hukumnya sunnah muakkadah (yang dianjurkan), shalat tarawih diunggulkan karena memiliki keutaman-keutaman khusus di bulan Ramadhan. Sabda Rasulullah Saw.:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau” (HR al-Bukhari & Muslim).

Menurut jumhur ulama  (4 Madzhab) sholat tarawih terdiri dari 20 Rakaat tanpa witir. Apabila dengan witir maka 23 Rakaat (20+3). Berikut ini adalah Tata Cara Pelaksanaan Shalat Tarawih, Bacaan Bilal dan jawabannya dan Doa setelah shalat Tarawih. 


Tata Cara Pelaksanaan Shalat Tarawih.

Pada dasarnya, peraktik shalat tarawih tidak berbeda dengan dengan shalat-shalat sunnah lainnya. Kecuali ia dikerjakan pada bulan Ramadhan setelah shalat Isya’. Tak ada perbedaan dalam rukun-rukunya.. Keharusan membaca surat-surat tertentu setelah al-Fatihah pun tidak ada. Orang yang shalat tarawih diperbolehkan membaca surat dan ayat apa saja, meskipun surat dan ayat-ayat yang panjang lebih utama. Sebagian ulama merekomendasikan surat-surat tertentu untuk dibaca. Hanya saja, yang membedakan adalah cara yang dipakainya dalam menyelenggarakan salat tarawih tersebut, apakah memakai sistem 4 rakaat satu salam atau 2 rakaat satu salam.
Bacaan Bilal dan Jawabannya





Doa Setelah Shalat Tarawih (Kamilin)

اَللهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ. وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ. وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ. وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ. وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ. وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ. وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ. وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ. وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ. وَبَالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ. وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ. وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ. وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ. وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ. وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ. وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ. وَعَلى سَرِيْرِالْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ. وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ. وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ. وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ. وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ. بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْن. مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا. ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّهْرِالشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ. وَلاَتَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Artinya, “Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. 

Referensi; Kitab Dalail at-Thullab, Cet. Ke 5, Pon-Pes Daarul Falah


Read more...

Senin, 20 Agustus 2018

Eid al-Adha Mubarok

0 Comments

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

تتقدم أسرة خريجي دار الفلاح بجمهورية مصر العربية
بخالص التهاني و أطيب التمنيات
بمناسبة حلول عيد الأضحي المبارك
داعين المولي عز و جل أن يعيده عليكم بالخير و اليمن و البركة

عيدكم سعيد مبارك
كل عام و أنتم بالخير
Read more...

Senin, 25 Juni 2018

Peresmian Daarul Falah 2

0 Comments



قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
"Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".

Segenap Anggota Himpunan Keluarga Alumni Daarul Falah (HIKADA) Cabang Mesir turut berbahagia atas diresmikannya Pondok Pesantren Daarul Falah 2 Maliku - Kalimantan Tengah, Sabtu 30 Juni 2018.

Selamat & Sukses 
Read more...

Rabu, 13 Juni 2018

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H

0 Comments
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H


Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamd Dengan takbir dan tahmid kita melepas Ramadhan yang telah menempa hati, mengasuh jiwa serta mengasah nalar. Dengan takbir dan tahmid kita melepas bulan yang suci dengan hati yang penuh harap, dengan jiwa kuat penuh optimis. Dengan hati yang terbuka, dengan dada yang lapang, dengan muka yang jernih, serta dengan tangan yang terulurkan. Marilah kita saling memaafkan, sambil mengibarkan bendera as-Salam bendera kedamaian di seluruh penjuru dunia Himpuinan Keluarga Alumni Daarul Falah (HIKADA) Cabang Mesir mengucapkan: "Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H" Taqobbalallahu Minna wa Minkum Mohon Maaf lahir dan Batin Kullu aa'm wa Antum bi Khoirin
Kairo, 15 Juni 2018
Read more...
 
Hikada Mesir © 2017